
Peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang dialami Rasulullah ﷺ memiliki sejumlah manfaat dan pelajaran yang terkandung di dalamnya. Peristiwa ini juga menjadi bagian dari hiburan kepada Nabi Muhammad ﷺ. Hal ini disampaikan oleh Ketua Badan Pembina Pesantren Hidayatullah Batam KH. Jamaluddin Nur, M.Pd dalam acara Pengajian bulanan seluruh pegawai pesantren Hidayatullah Batam.
“jika kita selami lebih jauh tentang perjalanan Nabi ﷺ, niscaya akan ditemukan bahwa sebelum peristiwa agung tersebut ada beberapa kejadian yang sangat menyedihkan hati beliau, seperti wafatnya istri tercinta Khadijah radhiyallahu anha dan paman pelindung beliau Abu Thalib, sehingga tahun itu dikenal dalam sejarah dengan ’Amul Hazn( tahun kesedihan),” kata Ustadz yang juga penulis buku Generasi Progresif ini.
Dulu ketika Khadijah masih hidup, dia memegang peran yang sangat penting yaitu selalu mendampingi perjuangan Nabi Muhammad ﷺ baik suka maupun duka. Tidak sedikit harta benda yang dihabiskan selama mendampingi Rasulullah ﷺ dalam berdakwah, bahkan ikut merasakan ketika mendapat embargo dari kaum Kafir Quraisy. Khadijah wafat dalam usia 65 tahun dan mendampingi Nabi Muhammad ﷺ selama 25 Tahun, Lanjut beliau
Begitu pula pamanya Abu Thalib. Pamannya inilah yang sangat berjasa baik di waktu beliau masih kecil maupun ketika beliau sudah dewasa. Abu Thalib selalu membela dan melindunginya dari ancaman kaum Kafir Quraisy. Beliau telah kehilangan tulang punggung yang kuat yang selama ini sangat berjasa terhadap dakwah Islam. Yang selalu melindungi beliau dari gangguan kaum Kafir Quraisy.
Penulis buku Mendayung di samudra wahyu ini menambahkan, ditambah lagi dengan kejadian yang menimpa beliau di kota Thaif, tatkala beliau pergi ke sana dengan harapan mereka mau menerima dakwah dan menolong beliau, karena Hal ini berdasarkan pemikiran beliau bahwa di thaif ada saudara-saudara Rasulullah ﷺ yang menjadi pimpinan di sana yang nantinya akan melindunginya, namun sebaliknya beliau malah mendapatkan celaan, bahkan lemparan batu hingga kaki beliau berlumuran darah.
Setelah kejadian menyedihkan tersebut, Allah ta’ala ingin menghibur hati Nabi Muhammad ﷺ dengan menunjukkan kehebatan tanda-tanda kekuasaan-Nya. Mempertemukan Nabi ﷺ sallam dengan para nabi yang juga sama sepertinya dalam menghadapi tantangan dalam berdakwah.
“Seakan-akan dikatakan kepada beliau, ‘Wahai Muhammad, kalau memang hatimu sedih karena ocehan penduduk bumi, apakah engkau tidak merasa gembira dan senang hati dengan ucapan selamat sejahtera dari para malaikat dan para nabi yang mulia?’,” ucap Ust. Jamal kemudian.
“Hendaknya hal ini menjadi ibrah bagi para da’i Hidayatullah, penerus perjuangan dakwah Nabi Muhammad ﷺ, agar mereka bersabar dalam medan dakwah dan merasa gembira dengan janji Allah ta’ala,” lanjut Ustad Jamal
Adapun Peristiwa isra dan miraj merupakan sebuah kepastian yang harus dipercayai oleh seluruh pegawai yang berada di yayasan pesantren Hidayatullah Batam. Dan yang paling mendasar adalah Rasulullah ﷺ mendapatkan perintah shalat lima waktu yang hakikatnya yaitu untuk membesarkan Allah ta’ala.
Dalam pada itu untuk mereka yang mengaku beriman harus meyakina bahwa innalmuttaqina mafaza, iman itu bagaikan per yang jika makin ditekan maka gaya dorong yang akan dihasilkan juga makin kencang , serta yakinlah dengan firmanNya dalam Surat Al Muzammil
“Dan biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang-orang yang mendustakan, yang memiliki segala kenikmatan hidup, dan berilah mereka penangguhan sebentar.”
Laksanakan Islam dengan baik, serta Bersepakat untuk membesarkan Allah ta’ala agar Bertambah ilmu dan hidayah dan bisa menikmati shalat apatahlagi shalat malam walaupun memiliki keterbatasan, serta selalu sabar untuk mendapatkan jawaban dari Allah ta’ala pada setiap permasalahan yang dihadapi.
Al Qur’an telah mengisyaratkan tentang isra dan miraj dalam dua surat yaitu surat al-Isra dan an-Najm. Dalam surat al-Isra, Allah ta’ala menyebutkan tentang isra dan hikmahnya:
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari al-Masjidil Haram ke al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Isra: 1) tutup beliau.
Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Agung Hidayatullah Kampus satu Batu Aji ini, adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan pada pekan keempat di setiap bulannya./Abu Naafi