Batam – Genap satu pekan Ikbal Pakaya, Mahasiswa Semester delapan ini menjalankan tugas sebagai da’i Hinterland pada program sinergi Pemerintah Provinsi Kepualaun Riau dalam membangun mental spiritual masyarakat bersama Ormas Islam dan lembaga keagamaan di kawasan Hinterland.
Jaga niat dan moral serta pelajari budaya di daerah tugas dan jangan lupa bahwa sebagai duta dari Hidayatullah dan Institut Agama Islam Abdullah Said Batam senantiasa memperahtikan Tujuan kita adalah membesarkan nama Allah ta’ala, ungkap Ust. Jamaluddin Nur ketika pelepasan yang dilakukan di pondok Pesantren Hidayatullah Batam ketika itu.
Tepatnya di Masjid Baiturrahim, Desa berhala (pulau) kec. Singkep Selatan kab. Lingga yang menjadi lokasi tempat tugas dari mahasiswa asal gorontalo ini, diantara Jenis kegiatan yang telah dilakukan adalah imam sholat lima waktu, doa kenduri, khutbah jumat, ceramah, pengajaran iqro bagi warga yang ingin belajar, sosialisasi kegiatan dan penyuluhan agama, pengajaran agama kepada anak-anak, dan tahfidzul Qur’an.
Mahasiswa Institut Agama Islam Abdullah Said Batam Fakultas Hukum Program Studi Hukum Keluarga Islam ini selain menjalankan tugas sebagai da’i Hinterland juga sedang menyelesaikan tugas akhir studinya dalam penelitian tentang analisis ikrar talak studi kasus pada lembaga peradilan di kota batam.
Darmansyah selaku ketua Dewan Perwakilan Wilayah Hidayatullah Kepulauan Riau mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah ta’ala dan berterima kasihkepada pemerintah Kepulauan Riau yang memberikan kepercayaan kepada Hidayatullah untuk menyebarkan Dainya ke pulau-pulau atau tebar dai Hinterlend ini.
Kami dapi DPW berterima kasih kepada pemerintah provinsi atas mepercayaan ini dan kami berpesan kepada 15 dai aagr senantiasa menjaga spiritual dengan mengamalkan tujuh perintah dalam Surat Al Muzammil sebagai bekal bagi dai Hidayatullah.
Sementara itu dalam sambutan pembekalan di Tanjung Pinang, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menyebut dai bertugas mendidik masyarakat dalam menyongsong masa depan yang lebih baik sesuai ajaran Islam. Hal tersebut harus dilakukan secara terencana dalam membangun masyarakat yang lebih baik lagi.
“APBD memang terbatas tapi kita tetap memberikan perhatian khususnya untuk masyarakat hinterland untuk menjaga kondisi psikologis masyarakat di sana dari berbagai kondisi dan situasi yang dihadapi. Jika sukses programnya, maka akan saya teruskan tentunya dengan perluasan dan peningkatan,” kata Ansar berjanji.
Ada 7 program dalam membangun masyarakat, kata Ansar Ahmad yang juga menjadi tugas para muballigh sesuai dengan visi dan misi pemerintah provinsi Kepulauan Riau, di antaranya mengurangi angka kemiskinan, menekan angka pengangguran, mengurangi angka kematian ibu, mengurangi angka kematian bayi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menjaga disparitas antar wilayah dengan mengurangi gini rasio antar masyarakat.
“Jadikan ladang dakwah bagi kita semua agar Allah ta’ala semakin ridho kepada negeri kita. Bangun semangat optimisme agar masyarakat terhindar dari penyakit psikologis dengan membekali masyarakat dengan pemahaman yang komprehensif. Tanpa kesungguhan semua pihak, mustahil akan berhasil. Belakangan ini banyak muncul aliran pemahaman yang tidak sesuai ajaran Islam yang pokok maka kewajiban para dai untuk memberikan perlindungan iman kepada umat,” imbuhnya./ Abu Naafi